Terimakasih Sipit


"Terkadang, suatu hubungan bisa saja tiba-tiba putus walau tanpa kata putus."

"Anak kita nanti 3 ya, yang pertama cowok." Ucapnya lugu. Aku hanya membalas perkataannya dengan tawa kecil yang tidak memekikan telinga.

"Tapi aku maunya 2, kan kaya program pemerintah. Tapi tapi aku nurut sama kamu aja yah. Emm mereka pasti jadi anak yang baik, tumpuan segala harapan kebaikan." Aku menanggapi pendapatnya, nampaknya dia sangat suka dengan ucapan yang kulontarkan tadi. Lalu, kami saling tertawa bersama.


Ya, pembicaraanku dengannya selalu saja berat, selalu saja tidak seperti pembicaraan orang yang sedang berpacaran. Seringkali kami berdiskusi banyak hal, persoalan yang awalnya buta dan gelap menjadi hal yang terlihat dan terang. Itulah masa yang tidak pernah aku temukan lagi saat ini, karena selalu saja masa lalu yang kita inginkan kembali, tidak akan pernah kembali.
Dia seorang pelajar. Bermata sipit, berhidung cukup pesek, berkulit putih, dan wajahnya memang tercipta sangat oriental.

Sepotong Senja Untuk Mantanku

Di setiap waktuku : “masih ada doa yang mengalir untuk bahagia dan tawamu, selalu”

Sudah beberapa tahun bulan hari sejak peristiwa itu, namun ingatanku masih begitu kuat tentangmu. Masih tersulut tawa renyahmu, masih kuingat caramu mengungkapkan rasa, dan masih begitu lekat suaramu menggelitik gendang telingaku. Dulu, aku dan kamu sempat menjadi kita, kita yang saling menyatukan rasa. Sosokmu yang penuh tanya, memaksaku untuk terus mencari jawabnya. Inikah yang disebut cinta? Selalu butuh tanya dan jawaban.

Jarak dan waktu yang memisahkan dua orang yang saling mencintai, menjauhkan dua insan yang masih saling berbagi rindu. Jarak memang tak selalu mampu kita tembusi. Sehingga kita berkencan dengan waktu, dan orang-orang menatapnya penuh tanya. Aku dan kamu menelan rindu diam-diam. Kita juga tak bisa berbuat apa-apa, ketika jarak memang mempunyai hak untuk menjauhkan.

Aku sempat jatuh cinta dengan banyak hal yang kamu perlihatkan padaku. Aku terperangkap hening dalam angan yang mengurai segala tentangmu. Absurd memang, tapi begitu nyata kurasa. Tanpa kata, tanpa praduga, masih ada bahagia yang menyentuh lemah di batas lelahku. Apalagi yang bisa kureka-reka kala itu selain bahagia bersamamu? Menikmati setiap inci jejak rindu yang hadir. Begitu sederhana, tapi bermakna.

Tolong! Silaukan Mataku


Aku seringkali memerhatikanmu, tersenyum diam-diam melihat wajahmu yang kelelahan. Lalu, kau menyerah pada rasa kantuk yang menyergapmu perlahan, kau sandarkan kepalamu pada meja belajar. Aku memangku dagu, siksaan yang seringkali menghantamku dengan keras, kau tak pernah menatapku meskipun aku seringkali menatapmu.

Ingatkah kamu pada saat ulang tahun sekolah kita dulu? Saat kau menang dalam pertandingan futsal, lalu kau menghampiriku dam memberi sebuah ungkapan sayang melalui tanganmu. Kalau peristiwa tersebut masuk dalam salah satu adegan serial Korea, mungkin ada alunan musik yang menggelitik merdu. Lalu, wajahmu berdampingan dengan sinar bagaskara yang begitu lembut menyentuhmu. Slow motion. Tatapan kita saling bertemu. Lalu, cut! Suara teman-teman kita memanggil lantang namamu dan namaku. Tatapan dan lamunan itu beranjak begitu saja. Kita berjalan sendiri-sendiri, dengan langkah yang berbeda. Tahukah kamu saat itu detak jantungku sedang menggelar.

Aku sangat percaya bahwa perasaan ini tercipta karena mendukungnya situasi, hanya rasa tertarik yang muncul karena kita berbeda dimensi. Aku tak tahu perasaan ini harus disebut apa. Aku juga tak tahu bagaimana mempersepsikan kehadiranmu dalam hari-hariku. Tapi... Kadangkala aku merasa bahwa kamu adalah bagian dari diriku, sedangkan aku bukanlah bagian dari dirimu. Pantaskah aku mengeluh jika sosokmu hanya membuat hatiku peluh?

Aku kebingungan. Jelas, aku sangat kebingungan! Katakan! Apakah kau kadang memerhatikanku? Seperti yang seringkali kulakukan padamu. Hey! Aku tak berharap matamu melotot saat membaca ini. Aku tak ingin mulutmu menganga karena kebingungan menatap setiap kalimat-kalimatnya.

Mungkin, kau tak menyangka bahwa akulah yang menulis ini. Pasti kau membayangkan keseharianku lalu membandingkannya dengan kebodohanku dalam surat ini. Aku memang bodoh, atau katakan saja aku tolol! Mungkin, kau benci sosok pengecut ini. Mungkin, kau benci aku yang tak pernah menyapamu lebih dulu. Memang, ini salahku. Aku begitu cepat tergoda oleh pesonamu yang menyilaukan mata. Aku terlalu cepat memberhentikan hatiku di kamu.

Dari seseorang yang punya sampai sekarang masih
Memperhatikanmu dari jauh dan masih
Mencintaimu”
Aku...

21 Desember dan Kamu




21 Desember 2011 , tepat satu tahun aku mengenal pria itu. Pria dengan wajah oriental, mata sipit, hidung sedikit pesek dan berkulit putih. Perkenalan kami sederhana, dan tak sengaja. Hanya lewat sebuah sms, walaupun sebenarnya kami satu kelas tahun 2010 yang lalu. Seharusnya tidak ada awal tahun baru yang buruk, tapi yang aku rasakan saat itu adalah kemonoton-an terbesar. Tapi dengan adanya kehadiran dia di dalam kehidupan aku saat itu, semuanya seakan berubah, indah.


Dia adalah pendengar yang baik, dia juga pencerita yang baik karena ceritanya selalu menyenangkan dan menyegarkan. Dia mengajari aku banyak hal. Yang sebelumnya aku tidak pernah tahu.

Dia sosok pria yang mungkin telah diciptakan Tuhan sebagai pemberi perhatian dengan kualitas terbaik untuk setiap wanita yang dikenalnya. Pria mandiri yang bisa mencuci baju dan piring, bersih-bersih rumah, serta memberi makan untuk adiknya sendiri. Tapi, ada beberapa hal yang aku benci dari dia. Dia sering menyembunyikan rasa sakit dan rasa lelahnya, dia sering lupa makan, dia sering mandi terlalu malam dan tidak pernah ingat makanan apa yang telah masuk ke mulutnya. Tapi, dengan segala ke-abnormalan yang dia punya, aku senang jika smsnya sedikit mampir di inbox handphone aku, tapi itu dulu.

Kau Tak Pernah Tau



Kau tak pernah tau, aku rindu
Walaupun mengalir air mata deras yang menjadi penyebabnya
Iya itu kamu

Kau tak pernah tau, aku rindu
Bahkan ketika jemari ini tak bisa lagi untuk menyentuhmu
Bahkan saat mataku tak bisa mengikuti gerak-gerikmu

Kau tak pernah tau, aku rindu
Kau tak pernah tau seberapa sakitnya sayatan rindu ini

Seperti pisau
Dia sayat sesukanya!
Semaunya!
Seenak dengkulnya!
Aku sakit
Aku tersiksa

Kau tak pernah tau, aku rindu
Kau mungkin tak pernah mau tau, sama sekali tak pernah mau tau bahwa aku rindu
Karena yang ku tau
Aku hanya temanmu sekarang
Dulu aku memang kekasihmu
Tapi sekarang?
Semua itu sudah hancur!

Tanpa kau tau
Aku sekarang masih memikirkanmu
Aku masih merindukanmu
Bahkan aku masih mencintaimu
Tapi kau tak pernah tau

Arti Sebuah Kesempurnaan


Seorang lelaki yang sangat tampan dan sempurna merasa bahwa Tuhan pasti menciptakan seorang perempuan yg sangat cantik dan sempurna pula untuk jodohnya. Karena itu ia pergi berkeliling untuk mencari jodohnya. Kemudian sampailah ia disebuah desa. Ia bertemu dengan seorang petani yg memiliki 3 anak perempuan dan semuanya sangat cantik. Lelaki tersebut menemui bapak petani dan mengatakan bahwa ia ingin mengawini salah satu anaknya tapi bingung; mana yang paling sempurna.
Sang Petani menganjurkan untuk mengencani mereka satu persatu dan si Lelaki setuju. Hari pertama ia pergi berduaan dengan anak pertama. Ketika pulang,ia berkata kepada bapak Petani,”Anak pertama bapak memiliki satu cacat kecil, yaitu jempol kaki kirinya lebih kecil dari jempol kanan.”

Cobalah Merenung


Sediakan beberapa menit dalam sehari untuk melakukan perenungan. Lakukan di pagi hari yang tenang, segera setelah bangun tidur. Atau di malam hari sesaat sebelum beranjak tidur. Merenunglah dalam keheningan. Jangan gunakan pikiran untuk mencari berbagai jawaban. Dalam perenungan anda tidak mencari jawaban. Cukup berteman dengan ketenangan maka anda akan mendapatkan kejernihan pikiran. Jawaban berasal dari pikiran anda yang bening. Selama berhari-hari anda disibukkan oleh berbagai hal. Sadarilah bahwa pikiran anda memerlukan istirahat. Tidak cukup hanya dengan tidur. Anda perlu tidur dalam keadaan terbangun. Merenunglah dan dapatkan ketentraman batin.

Pikiran yang digunakan itu bagaikan air sabun yang diaduk dalam sebuah gelas kaca. Semakin banyak sabun yang tercampur semakin keruh air. Semakin cepat anda mengaduk semakin kencang pusaran.Merenung adalah menghentikan adukan. Dan membiarkan air berputar perlahan. Perhatikan partikel sabun turun satu persatu, menyentuh dasar gelas. Benar-benar perlahan. Tanpa suara. Bahkan anda mampu mendengar luruhnya partikel sabun. Kini anda mendapatkan air jernih tersisa di permukaan. Bukankah air yang jernih mampu meneruskan cahaya. Demikian halnya dengan pikiran anda yang bening.

Semua Orang Bisa Hidup Makmur


“I dont think that there is any other quality so essential to success of any kind as the quality of perseverance. It overcomes almost everything, even nature.” Jhon D. Rockefeler.

Kekuatan besar itu ada dalam diri kita, terletak pada pikiran dan perasaan. Seseorang besar karena memiliki pemikiran yang besar, dan senantiasa memiliki perasaan yang sejalan dengan kehendak Yang Maha Besar, yaitu perasaan yang senantiasa bersyukur walau sempit, senang tanpa berkeluh kesah, dan yakin kalau dirinya adalah pribadi mulia dan besar. Kitalah mahakarya Sang Maha Besar, yang diciptakan dengan bentuk sempuna.


Seseorang yang membesarkan pikirannya akan menjadi besar, dan siapa saja yang membesarkan perasaannya akan menjadi besar. Bukan kerdil dalam pemikiran, dan bukan sempit dalam berperasaan.

Is It Love?


Untuk apa aku punya mata, jika mata ini hanya untuk melihat hal yang menyakitkan
Untuk apa aku punya telinga, jika telinga ini hanya untuk mendengar hal yang menyakitkan
Untuk apa aku punya hati dan perasaan, ,,
Jika rasa sayang dan cinta yang kumiliki hanya untuk menyakiti diriku sendiri
Apa yang harus aku lakukan jika semua mengarah kepada rasa sakit?
Apa itu cinta?
Apakah cinta hanya sesaat?
Apakah cinta hanya untuk dipermainkan?
Apakah cinta hanya untuk dicoba dari yang satu ke lainnya lagi?
Itu kah cinta?
Tuhan, apa salahku?
Sakit ini sudah tidak bisa dibendung
Kecewa ini pun sudah terlalu berat
Wajar kah ini?
Lalu, kenapa aku sangat mencintai?
Bukankah aku sudah mengetahui semuanya?
Bukankah aku sudah mengenal baik buruknya?
Tapi kenapa rasa cinta yang tulus ini kalah dengan berbagai hal?
Mengapa?
Tidak adil! Semua ini tidak adil!
Sakit!!!!!!!
Pernah kah kau merasakan sakit yang kurasa?
Tidak?
Mungkin cinta ini tidak terbalas
Mungkin cinta ini tidak harus memiliki
Dan mungkin cinta ini harus disimpan ke dalam sebuah lubang kenangan
Iyaaaa.... mungkin kenangan!
Kenangan indah yang tidak bisa dilupakan
Indah? Indah kah itu?
Tuhan.......
Semua hal bisa kurasakan dengannya
Tapi sekarang?
Sakit! Hanya itu kah?
Waktu mungkin bisa menjawab semuanya
Semua dari kesedihan ku selama ini
Mungkin terlalu lama aku terjebak dengan ketulusan cinta ini
Hanya cinta, iya cinta
Tapi cinta yang sudah membuat keadaan seperti ini!
Mengapa?
Mengapa hal ini harus kurasakan?
Mungkin mulai sekarang aku harus pergi
Pergi demi kebahagiaan mereka
Pergi demi ketenangan mereka
Pergi dengan membawa rasa sakit ini
Pergi dengan membawa segenap cinta yang sudah ku berikan untuknya
Pergi untuk segalanya

Cara Move On

Cara Melupakan Mantan - cara, tips, bagaimana, cara cepat move on melupakan mantan atau bekas pacar. Pacaran itu gak selamanya mulus. Jalan tol yang katanya mulus aja sering macet juga kan ?. Ketika tiba saatnya kamu diputusin pada saat genting, inget kata-kata almarhum Om Chrisye, "Badai Pasti Berlau". Bahasa kerennya : moving on, sis!. Pada kesempatan ini saya akan memberitahukan kepada kalian yang lagi galau karena putus cinta untuk melupakan mantan pacar atau move on mantan pacar. 




Tips Cara Melupakan atau Move On Mantan Pacar :

up