Aku muak dengan semua kelakuanmu. Aku jenuh dengan
pola pikirmu. Aku lelah dengan caramu memperlakukanku. Aku jera dengan tutur
kata dan caramu membentakku. Aku menyerah pada caramu menghakimi semua
kesalahanku.
Kau pikir kau pengendali hidupku? Kau pikir kau
pemilik jalan hidupku? Hingga begitu mudahnya kau mengatur pola pikirku, hingga
begitu saja kau ubah keputusanku. Hey, Kau! Kau selalu menjadikanku kelinci
percobaanmu, kau ubah diriku seperti yang kau mau, karena kau hanya mencintai
perubahanku bukan aku yang apa adanya!
Kau sudutkan aku dalam dimensi penuh aturan mainmu,
dimana kamulah yang jadi pemeran utama, dimana kamulah yang jadi aktor utama.
Sementara aku hanya pemeran pembantu, yang tak kau biarkan untuk berkembang,
yang selalu kau atur sesuai keinginanmu. Hey! Aku bukan binatang peliharaanmu,
yang tetap setia tanpa alasan yang tak jelas!
Apakah aku mainan kesayanganmu? Hingga selalu kau salahkan aku ketika aku kadang mengecewakanmu. Hingga kau sudutkan aku ketika aku tak mampu menjadi seperti yang kau mau? Apakah aku boneka terindah milikmu? Yang bisa kau gerakkan seenak jidatmu, yang bisa kau mainkan sesuka hatimu. Kau pikir hatiku terbuat dari baja? Kau pikir otakku terbuat dari besi? Hingga kau memercayai bahwa aku tak mampu merasakan sakit sama sekali!
Kau selalu membandingkan aku pada semua wanita yang mengelilingi kamu. Kenapa kau tak memilih mereka saja sebagai boneka barumu? Kenapa kau tak memilih mereka yang lebih konsisten daripada aku yang selalu kau anggap salah dimatamu? Dimana otakmu, hah? Otak yang selalu kau agungkan ketika aku selalu kau salahkan!
Apakah aku mainan kesayanganmu? Hingga selalu kau salahkan aku ketika aku kadang mengecewakanmu. Hingga kau sudutkan aku ketika aku tak mampu menjadi seperti yang kau mau? Apakah aku boneka terindah milikmu? Yang bisa kau gerakkan seenak jidatmu, yang bisa kau mainkan sesuka hatimu. Kau pikir hatiku terbuat dari baja? Kau pikir otakku terbuat dari besi? Hingga kau memercayai bahwa aku tak mampu merasakan sakit sama sekali!
Kau selalu membandingkan aku pada semua wanita yang mengelilingi kamu. Kenapa kau tak memilih mereka saja sebagai boneka barumu? Kenapa kau tak memilih mereka yang lebih konsisten daripada aku yang selalu kau anggap salah dimatamu? Dimana otakmu, hah? Otak yang selalu kau agungkan ketika aku selalu kau salahkan!
Kau selalu ingin diutamakan. Kau selalu menganggap
pernyataanmu benar. Dengarlah! Tak semua hal yang menurutmu persepsimu baik
juga akan baik dalam persepsi orang lain. Kamu kelewat egois! Kau memutarkan
fakta, kau belokkan realita, untuk menjadikanku sebagai tersangka utama!
Sedangkan dunia tak melihatku sebagai korban! Kaukah itu? Orang yang pertama
kali kukenal dengan begitu manis.
Siapakah aku dimatamu? Apakah aku hanyalah sebuah
sampah yang tak terlihat di pelupuk matamu? Apakah aku hanya benalu yang
menghalangi pertumbuhanmu? Apakah aku hanya batu sandungan yang menjungkalkan
langkahmu? Kapan kau menganggapku sebagai seseorang setia yang mencintaimu
walau dalam keadaan terburukmu sekalipun? Kapan kau menghargai usahaku? Kapan
kau menatap mataku dalam-dalam dan berkata “Aku mencintaimu begitu juga
kekuranganmu”? Tapi, ternyata aku bukan siapa-siapa dimatamu, aku tak pernah
ada saat kau melihat dunia. Aku selalu kau lupakan. Aku hanyalah sepi yang
merindukan suasana hangat tapi kehangatan itu tak kudapatkan darimu.
Aku lelah mengikuti aturan mainmu. Aku kalah dan
lelah. Aku jenuh dan menyerah. Jatuh cintalah pada wanita yang mau kau atur
jalan hidupnya. Jatuh cintalah pada wanita yang mau kau jadikan boneka
kesayangamu. Jatuh cintalah pada wanita tolol yang menurutmu jauh lebih
konsisten daripada aku. Kau tak pernah sadar bahwa wanita-wanita seperti itulah
yang suatu saat akan membuatmu mengemis perhatian.
Akan ada saatnya kau menangisi kepergianku
Akan ada saatnya kau menyesal telah menyia-nyiakan aku
Akan ada saatnya…
0 komentar:
Posting Komentar