Masih Ada Nggak Sih Cinta Buat Gue?


                Cinta!! Saat menggumamkan kata ini hati gue sedikit berdebar, karena di sana terdapat tanya, masih ada nggak sih cinta buat gue??
                Cerita ini sengaja gue mulai pada pertengahan perjalanan dalam mencari dan memperoleh cinta sejati.
                Sewaktu duduk di kelas 3 SMU negeri yang lumayan elit dan keren di kawasan Jakarta Selatan. Perasaan gue tertubruk pada seorang cowok yang lumayan keren, lumayan ganteng, dan lumayan populer. Pokoknya lumayanlah! Biarpun dia adik kelas gue, namun tampang imut yang rada mirip Aaron Carter (kata banyak orang loh!) nggak kalah sama cowok-cowok keren angkatan gue.

                Gayungpun bersambut. Ternyata cowok keren idaman cewek-cewek sekolah itu punya perasaan sama dengan gue. Senangnya. Akhirnya si tomboy ini kesampaian juga mendampingi ‘Arjuna’ gagah nan tampan itu. Meskipun satu sekolah menjuluki kami pasangan kopi susu, sebab si cowok yang putih bersih sedangkan gue berkulit gelap, dekil, dan sedikit tak terawat. Tapi bukan di situ letak permasalahannya. Cowok itu ternayata kasar tiada tara, begitu ringan tangan. Sampai-sampai cinta yang gue miliki buat dia berubah menjadi ketakutan, trauma dan dendam. Setelah dua tahun terus bertahan dalam kegalauan dan rasa tertekan, akhirnya cinta kami hancur lebur, bukan karena gue menyerah tapi karena dia SELINGKUH.
                Namun entah kenapa hati gue justru sangat lega. Beban dan perasaan tertekan hilang perlahan. Gue rela pergi tinggalin dia. Tanpa air mata. Justru pengkhianatan itu membangkitkan gue dan membuka mata gue bahwa ada yang lebih penting dari segi fisik manusia.
                Gue mencoba bangkit. Menjalin hubungan dengan beberapa pria. Meski selalu galau atau tak pernah bertahan lama.
                Di tengah keputusan mencari the real Arjuna, hati ini tersangkut jala penuh cinta seorang yang bacrit (banyak cerita). Meskipun tingkahnya membuat beribu bibit rindu tertanam perlahan. Puitis. Itulah kenyataan yang terjadi.
                Namun rintangan dan tantanganpun datang. Cowok satu ini sangat playboy dan mudah tergoda wanita lain. Meski udah tahu gitu, hati gue tetap teguh. Gue bakal terus berjuang ngebuktiin bahwa dia adalah cowok baik, setia dan bisa membuat gue bahagia. Karena cinta yang ini beda. Penuh tekad dan perjuangan.
                Kegigihan itu membuahkan dukungan dari teman-teman. Tapi apa mau dikata, baru genap usia hubungan kami masuk pada satu tahun delapan bulan, si dia terbukti juga selingkuh!!! Perih sekali hati ini. Benar-benar hancur. Rasa tidak percaya karena cewek brengsek yang menggoda cowok gue itu adalah adik kelas gue di kampus. Dan dia jelas-jelas tahu status dan kenal dengan gue. Meskipun dengan kondisi seperti itu, gue tetap menerima dan mencintai dia. Bodoh memang, tetapi cinta yang gue punya lebh besar dari segalanya (lebay yah, tapi kenyataan). Tak lebih dari satu minggu hubungan hina mereka kandas. Cowok itupun menjadi milik gue kembali, walau tidak kembali utuh karena hatinya pasti telah memiliki cabang.
                Kejadian tiga bulan lalu ini cukup membuat gue terhenyak. Berarti selama sebelas kali menjalin hubungan percintaan (semenjak SMP), empat kali diantaranya gue mengalami kejadian buruk seperti ini. Cinta yang gue anggap beda kali inipun ternyata tak seindah harapan.
                Ternyata gue menemukan jawaban, selain batasan fisik maupun harta ada yang membuat kehidupan manusia itu selalu indah yaitu cinta tulus dan kesetiaan.
                So, masih ada nggak sih cinta buat gue??????

0 komentar:

Posting Komentar


up