Tolong! Silaukan Mataku


Aku seringkali memerhatikanmu, tersenyum diam-diam melihat wajahmu yang kelelahan. Lalu, kau menyerah pada rasa kantuk yang menyergapmu perlahan, kau sandarkan kepalamu pada meja belajar. Aku memangku dagu, siksaan yang seringkali menghantamku dengan keras, kau tak pernah menatapku meskipun aku seringkali menatapmu.

Ingatkah kamu pada saat ulang tahun sekolah kita dulu? Saat kau menang dalam pertandingan futsal, lalu kau menghampiriku dam memberi sebuah ungkapan sayang melalui tanganmu. Kalau peristiwa tersebut masuk dalam salah satu adegan serial Korea, mungkin ada alunan musik yang menggelitik merdu. Lalu, wajahmu berdampingan dengan sinar bagaskara yang begitu lembut menyentuhmu. Slow motion. Tatapan kita saling bertemu. Lalu, cut! Suara teman-teman kita memanggil lantang namamu dan namaku. Tatapan dan lamunan itu beranjak begitu saja. Kita berjalan sendiri-sendiri, dengan langkah yang berbeda. Tahukah kamu saat itu detak jantungku sedang menggelar.

Aku sangat percaya bahwa perasaan ini tercipta karena mendukungnya situasi, hanya rasa tertarik yang muncul karena kita berbeda dimensi. Aku tak tahu perasaan ini harus disebut apa. Aku juga tak tahu bagaimana mempersepsikan kehadiranmu dalam hari-hariku. Tapi... Kadangkala aku merasa bahwa kamu adalah bagian dari diriku, sedangkan aku bukanlah bagian dari dirimu. Pantaskah aku mengeluh jika sosokmu hanya membuat hatiku peluh?

Aku kebingungan. Jelas, aku sangat kebingungan! Katakan! Apakah kau kadang memerhatikanku? Seperti yang seringkali kulakukan padamu. Hey! Aku tak berharap matamu melotot saat membaca ini. Aku tak ingin mulutmu menganga karena kebingungan menatap setiap kalimat-kalimatnya.

Mungkin, kau tak menyangka bahwa akulah yang menulis ini. Pasti kau membayangkan keseharianku lalu membandingkannya dengan kebodohanku dalam surat ini. Aku memang bodoh, atau katakan saja aku tolol! Mungkin, kau benci sosok pengecut ini. Mungkin, kau benci aku yang tak pernah menyapamu lebih dulu. Memang, ini salahku. Aku begitu cepat tergoda oleh pesonamu yang menyilaukan mata. Aku terlalu cepat memberhentikan hatiku di kamu.

Dari seseorang yang punya sampai sekarang masih
Memperhatikanmu dari jauh dan masih
Mencintaimu”
Aku...

0 komentar:

Posting Komentar


up