Jakarta,
Masyarakat mengenal psikopat sebagai orang sadis yang suka membunuh
atau menculik dan memiliki kelakuan yang aneh. Ternyata hal ini
berhubungan dengan sesuatu yang salah dibagian otaknya yang ternyata
berlubang.
Padahal otak itu yang bekerja untuk emosi dan yang menangani
rangsangan serta membuat keputusan. Dalam studi mengenai psikopat yang
dihubungkan dengan pembunuhan, penculikan, kekerasan, dan masa hukuman
yang salah, peneliti dari Inggris menemukan bahwa jalur yang
menghubungkan dua daerah otak yang penting tersebut memiliki lubang
atau jalur yang terputus, sedangkan pada orang yang tidak psikopat
bentuknya sempurna.
Dr. Michael mengatakan pertanyaan yang paling menarik sekarang
adalah kapan lubang dalam otak tersebut terbentuk, apakah sejak lahir,
pada awal pertumbuhan, atau akibat dari sesuatu yang terjadi dengan
otaknya. Psikopat yang ekstrim telah digambarkan dalam beberapa film
sebagai karakter yang suka membunuh, kanibal, kekerasan sosial, suka
memanipulasi, mencari sensasi dan tidak ada rasa empati atau penyesalan.
Michael Craig dan dengan rekannya Declan Murphy dan Dr. Marco Catani
telah mempublikasikan penelitiannya dalam jurnal Molecular Psychiatry.
Jumlah otak yang bisa dianalisa hanya sedikit yaitu 9 orang psikopat
dan 9 orang yang tidak psikopat.
“Bukan pekerjaan yang mudah untuk mendapatkan orang dengan tipe
tersebut, dan dengan semua keamanan yang dibutuhkan untuk mendapatkan
scan otak orang tersebut,” ujarnya.
Penelitian ini menggunakan teknologi baru untuk menganalisa otak
psikopat setelah sebelumnya penelitian menemukan amygdala (bagian dari
otak), dimana proses emosi dan bagian kulit luar yang mengatur
rangsangan dan pengambilan keputusan, yang secara struktural berbeda
dengan otak orang yang tidak psikopat.
Dengan teknik terbaru yang disebut dengan Diffusion Tensor Magnetic
Resonance Imaging (DT-MRI), peneliti bisa melihat masalah dasar dari
sistem yang menghubungkan dua daerah kunci tersebut.
***
0 komentar:
Posting Komentar