Presiden Terpilih Barack Obama: Peternakan Menyumbang Gas Rumah Kaca Lebih Besar daripada Transportasi
Baru-baru ini Presiden terpilih Barack Obama
berbincang-bincang dengan kontributor New York Times Michael Polen
mengenai kebijakan pangan dan bahaya sistem peternakan saat ini.
Presiden terpilih Obama berkata:
“Saya baru saja membaca sebuah artikel di New York
Times yang ditulis oleh Michael Pollen mengenai pangan dan fakta bahwa
seluruh sistem peternakan kita bergantung pada minyak yang harganya
murah. Sebagai akibatnya, sektor peternakan kita sebenarnya menyumbang
lebih banyak gas rumah kaca daripada sektor transportasi kita.
Dan sementara itu juga, peternakan menciptakan
monokultur yang rentan terhadap ancaman ketahanan nasional, rentan
terhadap harga pangan yang meroket ataupun anjlok, naik turunnya harga
komoditas, dan sebagian bertanggung jawab atas ledakan biaya medis
karena peternakan menyebabkan diabetes tipe 2, stroke, dan penyakit
jantung, obesitas, semua hal yang mendorong pengeluaran besar-besaran
dalam biaya medis kita. Itu hanya satu sektor ekonomi. Hal yang sama
juga berlaku di sektor transportasi. Hal yang sama juga berlaku dalam
konstruksi bangunan. Di seluruh bidang sama.
Bagi kami boleh dibilang kami akan memperbarui
total bagaimana kita menggunakan energi untuk menangani perubahan
iklim, menangani ketahanan nasional, dan mendorong ekonomi kita, itu
akan menjadi prioritas nomor satu saya ketika saya masuk bekerja,
dengan asumsi, sudah jelas, bahwa kita sudah cukup berbuat sesuatu
untuk menstabilkan situasi ekonomi saat ini.”
Akhirnya, Barack Obama mengakui secara terbuka
bahwa peternakan menyumbang lebih banyak gas rumah kaca daripada
seluruh transportasi.
Bagi Anda yang belum tahu mengenai hal ini, silakan simak laporan PBB berikut ini :
Food and Agriculture Organization (FAO) PBB
menyebutkan produksi daging menyumbang 18% pemanasan global, lebih
besar daripada sumbangan seluruh transportasi di dunia (13,5%).3 Lebih
lanjut, dalam laporan FAO, “Livestock’s Long Shadow”, 2006
dipaparkan bahwa peternakan menyumbang 65% gas nitro oksida dunia (310
kali lebih kuat dari CO2) dan 37% gas metana dunia (72 kali lebih kuat
dari CO2).
Selain itu, United Nations Environment Programme (UNEP), dalam buku panduan “Kick The Habit”,
2008, menyebutkan bahwa pola makan daging untuk setiap orang per
tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet vegan per orangnya
hanya menyumbang 190 kg CO2. Tidak mengherankan bila ahli iklim
terkemuka PBB, yang merupakan Ketua Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC) PBB, Dr. Rajendra Pachauri, menganjurkan orang untuk
berhenti makan daging untuk mengerem pemanasan global.
“Jika seluruh dunia menjadi 100% vegetarian
saat ini, efek baiknya akan terlihat kira-kira dalam 60 hari. Dunia
akan kembali menjadi Firdaus.”
0 komentar:
Posting Komentar